Pengertian kecerdasan emosional (Emotional Quotient) adalah: Kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaan (emosi) diri sendiri dan orang lain. Dalam ilmu psikologi, Kecerdasan emosional membahas tentang bagaimana kecerdasan seseorang dalam mengatur emosi diri dan ketika berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain.
Ada anggapan bahwa kecerdasan emosional (EQ) lebih penting daripada kecerdasan seseorang (IQ) dalam mencapai kesuksesan kehidupan dan kariernya. Pada saat ini, kesuksesan seseorang bergantung pada kemampuan untuk membaca sinyal orang lain dan bereaksi dengan tepat terhadap mereka.
EQ Anda adalah tingkat kemampuan Anda untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka dan bagaimana bekerja secara kooperatif dengan mereka Howard Gardner (Harvard)
Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul “Working With Emotional Intelligence” (London: Clays Ltd. 1999) mengemukakan bahwa aspek-aspek kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence (EI) meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Kesadaran diri (self awareness)
Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.
Mengembangkan kesadaran diri membutuhkan penyesuaian terhadap perasaan Anda yang sebenarnya. Jika Anda mengevaluasi emosi Anda, Anda dapat mengelolanya. Unsur utama kesadaran diri adalah:
- Kesadaran emosional. Kemampuan untuk mengenali emosi sendiri dan efeknya.
- Percaya diri. Ketulusan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.
2. Pengaturan diri (self regulation)
Menangani dan mengendalikan emosi kita dengan benar akan berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan.
Pengaturan diri melibatkan
- Kontrol diri. Mengelola impuls yang mengganggu.
- Mempertahankan standar kejujuran dan integritas.
- Hati nurani. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri.
- Penanganan perubahan dengan fleksibilitas.
- Terbuka terhadap ide-ide baru.
3. Motivasi (motivation)
Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
Motivasi terdiri dari:
- Terus berusaha untuk meningkatkan atau memenuhi standar keunggulan.
- Menyelaraskan dengan tujuan kelompok atau organisasi.
- Mempersiapkan diri untuk bertindak berdasarkan peluang.
- Mengejar tujuan dengan gigih meskipun ada rintangan dan kemunduran.
4. Empati (empathy)
Merasakan apa yang dirasakan orang lain, mampu memahami mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
Orang yang empatik unggul di:
- Orientasi layanan. Mengantisipasi, mengenali dan memenuhi kebutuhan orang lain.
- Mengembangkan orang lain. Merasakan apa yang orang lain butuhkan untuk maju dan memperkuat kemampuan mereka.
- Memanfaatkan keberagaman. Peluang budidaya melalui beragam orang.
- Kesadaran politik. Membaca arus emosi dan hubungan kekuasaan kelompok.
- Memahami orang lain. Membedakan perasaan di balik kebutuhan dan keinginan orang lain.
5. Keterampilan sosial (social skill)
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk memengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.
Memiliki EQ yang tinggi akan lebih memahami, berempati dan bernegosiasi dengan orang lain dalam ekonomi global. Di antara keterampilan yang paling berguna adalah:
- Menghasilkan taktik persuasi yang efektif.
- Mengirim pesan yang jelas.
- Kelompok dan orang yang menginspirasi dan membimbing.
- Ubah katalis. Memulai atau mengelola perubahan.
- Manajemen konflik. Memahami, bernegosiasi, dan menyelesaikan perselisihan.
- Membangun ikatan. Memelihara hubungan instrumental.
- Kolaborasi dan kerja sama. Bekerja dengan orang lain menuju tujuan bersama.
- Kemampuan tim. Menciptakan sinergi kelompok dalam mengejar tujuan bersama.
Para pemimpin yang paling efektif memiliki kesamaan dalam satu hal: mereka punya kecerdasan emosional yang tinggi. Kecerdasan umum (IQ) dan keahlian teknis adalah hal penting, menjadi persyaratan dasar bagi keberhasilan eksekutif. Tetapi, tanpa kesadaran emosional yang tinggi, seseorang tidak akan menjadi pemimpin yang efektif. Pemimpin yang menonjol memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Oleh karena itu, kita harus mengembangkan keterampilan kecerdasan emosional dengan matang karena dibutuhkan untuk lebih memahami, berempati dan bernegosiasi dengan orang. Kalau tidak, kesuksesan akan menghindari kita dalam kehidupan dan karier kita.
Pengertian kecerdasan emosional – Lentera