Mengucapkan permintaan maaf bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang mampu melakukannya. Ketakutan akan dianggap lemah, anggapan akan menjadi bumerang hingga tidak akan diterima oleh korban sehingga akan merendahkan harga diri kita menjadi alasan mengapa sebuah permintaan maaf sulit sekali diucapkan.
Jika pun itu dilakukan, belum tentu permintaan maaf itu cukup efektif untuk memulihkan hubungan yang sudah terganggu. Memandang sebuah permintaan maaf akan dapat mengembalikan semuanya seperti keadaan semula juga merupakan hal yang naif. Hubungan yang renggang mungkin akan baik, namun tetap tidak akan sama.
Pemahaman Permintaan Maaf
Sebuah permintaan maaf adalah sebuah proses dan tujuan akhir bukanlah menjadi intinya. Walaupun setiap orang mengharapkan tujuan akhirnya adalah pemulihan hubungan baik, tidak ada yang bisa menjamin hal itu akan terjadi. Permintaan maaf adalah proses dua belah pihak. Yang terpenting adalah bagaimana justru kita membuat proses tersebut dapat berjalan dengan baik dan bonusnya hubungan yang renggang dapat pulih bahkan lebih baik.
Permintaan maaf sebenarnya merupakan sebuah kebutuhan manusia dan menunjukkan bukti ketidaksempurnaan manusia. Untuk itu, permintaan maaf yang tepat merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam menciptakan sebuah hubungan dengan sesamanya.
Permintaan maaf merupakan sebuah pilihan pertama dan penanda kekuatan bukan kelemahan. Meski ada harga yang harus tetap dibayar untuk meminta maaf, harga itu akan lebih murah daripada pembelaan diri yang dilakukan secara spontan.
Permintaan maaf merupakan sebuah reaksi dari ketidaksempurnaan manusia, dan oleh karena itu tidak mungkin manusia dapat mengingkarinya. Meminta maaf akan semakin dihargai bukan lagi sebagai sebuah kelemahan, akan tetapi sebagai tanda keyakinan moral dan disiplin.
Permintaan Maaf Efektif
Permintaan maaf itu memiliki kekuatan transformasional dan transaksional yaitu kemampuannya untuk menyembuhkan hubungan yang retak dan menjadikannya semakin kuat serta memulihkan keseimbangan dalam sebuah hubungan yang meregang akibat sebuah pelanggaran. Namun tidak semua permintaan maaf memiliki kekuatan dimaksud.
Permintaan maaf yang efektif harus memiliki 5 unsur yaitu pengakuan; penerimaan tanggung jawab; penyesalan; pengganti kerugian serta pengulangan. Kelima unsur ini memiliki nilai yang sama pentingnya dan harus ada dalam setiap permintaan maaf yang efektif.
Permintaan maaf yang efektif lebih memfokuskan pada perbaikan hubungan yang meregang dibandingkan keinginan untuk membenarkan diri.
Permintaan maaf merupakan sebuah proses untuk memulihkan keadaan. Untuk itu diperlukan sebuah penggantian kerugian. Perspektif yang digunakan adalah perspektif korban untuk memastikan bahwa pelaku melakukan pengorbanan dan untuk melihat komitmen pelaku terhadap hubungan tersebut.
Dimensi terakhir permintaan maaf yaitu adanya tindakan kepastian pada korban bahwa pelaku tidak akan mengulangi perbuatannya. Ini juga merupakan sebuah jaminan kepada korban bahwa pelaku tidak akan melakukan kesalahan yang sama di masa depan.
Kontekstual permintaan maaf itu sendiri juga perlu dipertimbangkan yaitu kapan seharusnya minta maaf, dimana seharusnya minta maaf dan bagaimana seharusnya meminta maaf. Ada kalanya permintaan maaf harus dilakukan setelah kita melakukan kesalahan tetapi kadang menunda permintaan maaf juga bermanfaat.
Minta Maaf Bukanlah Minta Ampun
Permintaan maaf tidak sama dengan pengampunan dan memang harus diperlakukan berbeda. Permintaan maaf merupakan sebuah interaksi antara sedikitnya dua orang, sedangkan pengampunan merupakan sebuah proses unilateral.
Pengampunan adalah sebuah proses dimana pihak korban melepaskan dendamnya, tidak ingin melakukan pembalasan serta menyingkirkan semua perasaan benci dan marah. Sebuah pengampunan tidak menuntut sebuah permintaan maaf. Pengampunan adalah hak pihak korban yang bisa diberikan tanpa atau dengan didahului permintaan maaf.
Jika permintaan maaf merupakan sebuah proses untuk memulihkan sebuah hubungan dan sebagai tanda ketidaksempurnaan manusia, mengapa orang tidak mau meminta maaf? Jawabnya adalah ego.
Ego merupakan bagian dari manusia yang tertata dari struktur kepribadian kita yang hendak membenarkan diri sendiri. Maka ketika meminta maaf, si pelaku harus mampu meredam egonya agar lebih fokus pada upaya pemulihan hubungan, bukan sebagai sarana untuk membela ataupun membenarkan diri.
Permintaan Maaf (I’am Sorry) – Lentera Motivasi